Fakta dan Mitos tentang Penyakit Stroke
Sroke merupakan salah satu penyakit yang mengancam nyawa dan ditakuti oleh masyarakat, karena menyerang bagian syaraf dan mengakibatkan kelumpuhan pada penderitanya, parahnya bisa berujung terenggutnya nyawa penderitanya. Biasanya kita sering melihat penderitanya secara tiba-tiba jatuh dan lumpuh hingga mulut menjadi perot dan separoh wajah tidak simetris. Mendadak dalam hitungan menit semua bisa terjadi, oleh sebab itu perlu dikenali gejala-gejala yang mungkin muncul, sehingga bisa menangani sejak awal.
Stroke adalah tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah sehingga memungkinkan terganggunya aliran darah ke otak, akibatnya otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang bisa melumpuhkan syaraf anggota gerak, gangguan bicara, serta penurunan kesadaran secara mendadak.
Bahaya stroke dalam jangka panjang menjadikan masyarakat waspada, terlebih lagi banyak mitos yang berkembang di masyarakat membuat takut, padahal mengetahui fakta dari penyakit stroke bisa mencegah datangnya penyakit syaraf ini. Berikut beberapa fakta dan mitos tentang stroke, yaitu:
1. Stroke hanya ada satu jenis. Mitos ini tidak tepat karena faktanya, jenis stroke ada dua, yaitu stroke iskemik yang merupakan penyumbatan salah satu pembuluh darah penyuplai darah ke otak, dan stroke hemoragik yang merupakan pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi pendarahan otak. Keduanya sama tapi penanganannya berbeda.
2. Stroke hanya menyerang lansia. Mitos yang tidak tepat, karena faktanya stroke bisa menyerang siapapun tanpa mengenal usia. Sebagian besar kasus stroke memang diderita oleh orang lanjut usia di atas 50 tahun, namun karena pola hidup yang kurang sehat (merokok, obesitas, kolesterol tinggi, stress, dan lain-lain) maka stroke bisa menyerang sejak usia muda dan dewasa, bahkan anak-anak bisa terkena stroke akibat kelainan pembuluh darah dan komponen darah sejak lahir.
3. Stroke hanya menyerang laki-laki. Stroke tidak memilih jenis kelamin saat mau menyerang penderitanya. Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama untuk terserang stroke, justru sesuai penelitian Seshadri tahun 2007 menyatakan bahwa stroke sering terjadi pada wanita, bahkan jika wanita memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dan saat memasuki menopause maka stroke bisa mengalami peningkatan.
4. Stroke hanya menyerang penderita hipertensi. Stroke bersifat multifaktorial, tidak hanya dipengaruhi hipertensi saja. Resiko menderita strok dibagi menjadi dua, yaitu yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dirubah. Yang bisa dikendalikan adalah akibat pengaruh penyakit hipertensi, diabetes, dan kolesterol, serta merokok. Sedangkan faktor yang tidak bisa dirubah adalah karena faktor genetic atau turunan dan usia tua.
5. Stroke tidak dapat dicegah dan diobati. Stroke bisa dicegah dengan cara mengetahui faktor resikonya dan mengendalikan faktor resiko. Caranya dengan menurunkan berat badan, menormalkan kolesterol, berhenti merokok, menurunkan tekanan darah, dan pola hidup yang sehat. Sedangkan pengobatannya tergantung pada cepat dan lambatnya penanganan, semakin cepat terdeteksi dan diobati maka hasilnya lebih optimal menghindari kelumpuhan dan kematian. Kira-kira 3 hingga 4,5 jam setelah kejadian stroke batas optimalisasi penanganannya.
6. Stroke penyebab utama kematian. Resiko meninggal karena stroke hanya 20-30 persen saja, sedangkan 70 persennya masih hidup (survivor stroke). Mereka memiliki level kecacatan yang beragam, mulai daari yang ringan hingga yang berat. Penanganannya juga harus tepat, bisa juga dengan konsep neuroplastisitas memungkinkan bisa memperbaiki saraf hingga 6 bulan pasca terserang stroke. Minum obat yang teratur dan diikuti pola hidup yang sehat juga mempengaruhi kesembuhan stroke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar